Trent Alexander-Arnold, sosok yang telah menjadi ikon bagi Liverpool, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah keputusan mengejutkannya untuk hengkang dari klub yang membesarkan namanya setelah 21 tahun berbakti.
Momen emosional ini semakin memanas ketika pemain berusia 26 tahun tersebut mendapat cemoohan dari sebagian suporter Liverpool dalam pertandingan Premier League melawan Arsenal, yang berakhir imbang 2-2 di Anfield. Berikut ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai sepak bola dan jajaran penting lainnya, hanya di FOOTBALL SOCIO.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Awal Mula Kejadian Cemoohan Terhadap Alexander-Arnold di Anfield
Trent Alexander-Arnold, bek kanan Liverpool yang telah membela klub sejak usia dini, menghadapi momen sulit ketika ia dikritik dengan keras oleh sebagian suporter Liverpool di pertandingan Premier League melawan Arsenal di Anfield. Ini adalah penampilan pertamanya sejak kepastian keputusannya untuk hengkang dari Liverpool ke Real Madrid pada akhir musim. Ketika masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-67, Alexander-Arnold malah disambut dengan cemoohan yang terdengar jelas dari tribun penonton, mencerminkan ketidakpuasan sejumlah fans terhadap keputusannya meninggalkan klub masa kecilnya.
Suasana di stadion semakin panas karena suporter tidak hanya mencemooh Trent, tetapi juga menyanyikan chant “there’s only one Conor Bradley” untuk mendukung pemain muda yang menggantikannya dan bahkan menyebut nama legenda klub Steven Gerrard sebagai bentuk kekecewaan atas keputusan Alexander-Arnold. Reaksi ini menandakan adanya perasaan pengkhianatan dan kekecewaan di kalangan pendukung Liverpool yang tidak siap kehilangan salah satu produk terbaik akademi mereka dan pemain yang telah berkontribusi besar untuk kesuksesan klub selama bertahun-tahun.
Jamie Carragher Kecam Suporter Terhadap Cemoohan yang Tidak Terlalu Membantu
Jamie Carragher dengan tegas mengecam keras tindakan sebagian suporter yang mencemooh Trent Alexander-Arnold. Dalam pengamatannya sebagai pundit Sky Sports dan legenda Liverpool. Carragher mengungkapkan rasa terkejutnya atas jumlah dan intensitas cemoohan yang diterima sang bek kanan. Baginya, pemain yang telah mengenakan jersey Liverpool dengan penuh dedikasi dan mengangkat berbagai piala tidak seharusnya mendapatkan perlakuan seperti itu. Terutama saat mereka masih berjuang di lapangan untuk klub.
Carragher berkata, “Saya terkejut dengan banyaknya cemoohan. Di tengah 60 ribu orang di stadion. Pasti ada banyak ketidakpuasan di kalangan penggemar Liverpool yang dapat dimengerti, tapi saya rasa itu tidak pantas. Pemain yang mengenakan seragam merah ini dan berjuang untuk klub tidak pantas dicemooh.” Selain itu, ia mengingatkan bahwa ada cara yang lebih baik untuk mengekspresikan kekecewaan. Dengan menyanyikan nama pemain lain seperti Conor Bradley atau Steven Gerrard, bukannya mencemooh pemain yang sedang berjuang di lapangan.
Carragher juga menyatakan bahwa Alexander-Arnold tidak perlu mendapatkan acara perpisahan khusus yang dramatis dari klub mengingat keputusan sendiri untuk meninggalkan Liverpool. Ini juga menekankan bahwa manajer dan staf klub harus menghindari menciptakan “sirkus” yang tidak perlu di akhir musim. Menurutnya, menjaga suasana tetap kondusif lebih penting agar fokus tim tidak terpecah.
Baca Juga: Lucas Paquete Telah Mengalami Mimpi Buruk di Tengah Kasus Taruhan di Liga Premier
Liverpool: Perspektif Lain dari Arne Slot dan Andy Robertson
Arne Slot, pelatih Liverpool, memberikan respons yang lebih netral terhadap fenomena kontroversial ini. Ia menilai reaksi fans yang beragam sebagai sesuatu yang wajar dalam demokrasi pendapat. Slot menghormati hak suporter untuk berekspresi dengan berbagai cara, termasuk mencemooh ataupun memberikan tepuk tangan. Ia mengakui bahwa selama pertandingan, ada juga fans yang bertepuk tangan untuk Alexander-Arnold. Ini menunjukkan bahwa sang pemain tetap memberikan performa terbaiknya di lapangan dengan beberapa umpan brilian yang hampir membawa kemenangan bagi Liverpool.